Ust Orange Dan Tomyam Kelapa Sama-Sama Orange

 

Ust Orange
Ust Orange

Ustad Orange Dan Tomyam Kelapa sama-sama Orange. Baju, kendaraan dan accesoriesie yang dikenakan biasanya selalu orange, itulah dia orang-orang memanggil beliau dengan sebutan ust orange.

 

Aku kenal beliau saat dulu di Malaysia. Dr. Narlis Nazar. MA atau lebih akrab dipanggil ust Orange adalah salah satu murabiku. Beliau merupakan murabbi yang sangat lucu dan sangat menyenangkan saat penyampaian dalam liqo, sehingga ust orange menjadi salah satu murabbi favorite menurutku dan juga temen-temen yang lain.

Murabbi bukanlah kegiatan yang utama bagi beliau karena di Malaysia waktu itu beliau juga masih melanjutkan kulihnya di salah satu perguruan tinggi di Malaysia yaitu Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan setau aku beliau juga sempet menggeluti bidang usaha cargo.

Semenjak aku selesai kuliah dan selesai bekerja di Malaysia, jangankan bertemu dengan beliau. Untuk  berkomunikasi melalui telephone, sms atau interaksi di Media sosial pun tak pernah sama sekali.

Suatu ketika beliau datang ke House Of Tomyam (tempat usaha yang tengah aku geluti), beliau datang bersama keluarga mencoba dan menikmati menu andalan di House Of Tomyam yaitu tomyam kelapa dan kwetiau kungpau. Suatu penghargaan bagiku bisa dikunjungi dan dipertemukan kembali di House Of Tomyam (HOT).

Perjudian Dalam Bisnis

Bazzar SICC
Bazzar SICC

“Perjudian” itu dimulai saat seluruh modal usaha telah banyak menyerap dana yang harus dikeluarkan dalam satu event yang paling cuma 1 hari saja. Apa lagi jika barang-barang yang kita jual hanya memiliki daya tahan tidak lebih dari satu hari, contoh nasi kotak siap santap yang harus habis hari itu juga.

Nah, kemaren temen aku dapat tawaran kerjasama oleh panitia event di  Sentul International Convention Center (SICC) dalam acara ulang tahun AMOEBA (20 November 2016) yang dihadiri oleh anggotanya yang hadir dari seluruh penjuru Indonesialebih, diperkirakan perserta kurang-lebih ada 16 ribu peserta. Kerjasama ini dalam bentuk stand bazzar. Temen aku ini menyetujui dan mengikuti event tersebut. Beliau membawa berbagi dagangan seperti nasi kotak, mie instan dan berbagi minuman.

Nasi kotak yang beliau bawa sebanyak 1.000 kotak dengan modal perkotaknya Rp 12.000, minuman mineral botol 600 ml 25 dus, air mineral gelas 25dus, minuman teh gelas 20dus. Itu yang baru mudah terlihat dan dikalkulasikan olehku. Sudah berapa duit tuh modal awalnya? bisa kamu itung-itung sendiri. Belum lagi kaya  gas, bensin, tol, pekerrja, es batu, gas, kopi, teh, air isi ulang buat direbus dan ada lan masih banyak lagi biaya operasional lain yang bukan termasuk biaya produksi dan biaya non produksi.

Hujan turun begitu derasnya. Nasi kota yang berisikan ayam bakar dan ayam goreng sebagian sudah tidak layak makan terutama ayam bakar. Aku dan temen aku coba memisah-misahkan antara ayam goreng dan ayam bakar. Sekitar 150 nasi kota yang lauknya ayam bakar diputuskan untuk tidak dijual, sementara ayam goreng sekitar 250 masih bagus. Karena sudah mulai larut malam dan acara sudah hampir selesai akhirnya nasi kotak lauk  ayam goreng tersebut dijual dengan harga 10.000/kotak. Tidak sedikit juga yang dibagi-bagikan untuk petugas kebersihan, petugas keamanan dan anak-anak sekitar SICC yang main di sekitar tempat kami membuka stand bazzar.

Itulah salah satu resiko usaha dicatering yang belum jelas diorder tapi sudah duluan dimasak. Berbeda dengan catering yang sudah fix pesanannyanya. Mas inilah usaha kadang kita untung banyak, kadang juga kita harus tekor banyak. Yang penting dalam usaha kita tetap sabar, berani dan jangan mlempem kaya krupuk Kata temenku sambil tertawa lepas. Anggap saja ini merupakan uang biaya kita sekolah tambahnya.

Ga Ada Yang Instan Brooo

Yang katanya mie instan aja perlu perjuangan untuk menyantapnya apalagi bisnis

Itulah yang pantas aku sampaikan padamu kawan. Ceritanya kawanku waktu itu pengin belajar bisnis dan ikut mbuka usaha kuliner Tomyam Kelapa. Singkat cerita diapun belajar masak tomyam kelapa dan menu pendukungnya. Tak membutuhkan waktu lama untuk hanya bisa masak tomyam kelapa. Aku yakin kamu pun bisa.

Setelah belajar dan bisa, langkah kedua mereka adalah mencari tempat untuk membuka tempat usaha kuliner tomyam kelapa dan dengan bantuan temen, dia nemulah tempat untuk dijadika tempat usaha. Langkah pertama belajar, kedua mencari tempat dan yang ketiga belanja properti seralatan dapur dan alat-alat pendung lainnya dalam mengoperasionalkan usaha tomyam kelapa. Setelah ketiga tahapan terpenuhi akhirnya mereka memulai usaha tersebut.

Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan dilalui. Suka duka pasti ada. Semua terangkum dalam memori ingatan.

Memasuki bulan ke 2 lebih beberapa minggu, mereka menjumpai kendala yang membuat mereka memutuskan untuk vakum, kendala utamanya adalah pemutusan kontran tempat secara sepihak oleh pengelola. Aku yang merasa “seperjungan” coba mebantu mencarikan solusi (cari tempat pengganti). Langsung lah aku hubungi temen-temenku yang satu daerah dengan cabang tomyam kelapa tersebut. Ada beberapa tempat yang direkomendasikan dan disurvei. Tempat satu ga cocok karena yang disewakan hanya terasnya doang, tempat kedua gagal juga dengan alasan terlalu sempit dan tempat ketiga yang aku rekomendasikan ternyata tidak cocok juga. Padahal tempat yang ketiga ini menurut aku sangat bagus dan harga sewanya juga tidak terlalu mahal.

Usut punya usut semua tempat ga ada yang cocok, dan aku bingung. Lambat laun akhirnya terkuah juga. Ternyata mereka menginginkan rumah makan dengan konsep yang sangat matang, managemen yang matang, suber daya manusia yang siap kerja dan semua terencana. Betul banget itu perlu dan penting semua, fikirku.

Aku pun coba sharing dengannya, memberi masukan. Bisnis kuliner khususnya menu tomyam kelapa itu belum familiar seperti menu-menu pada umumnya misal makanan Susi yang dari Jepang yang sudah lebih awal masuk pasar Indonesia. Jika kamu jual susi dengan konsep tempat yang matang itu oke-oke aja karena orang-orang sudah punya gambaran tentang susi. Tapi berbeda dengan tomyam kelapa ini.

Jika kamu memulai dengan apa adanya seperti yang sekarang ini, ini bisa jadi bahan pelatihan kamu. Misal bagai mana menjaga kualitas masakan, bagaimana melayani dengan cepat saat porsi banyak dan masih banyak lagi buat bahan pelajaran secara langsung di lapangan.

Tambahku lagi, ku ulangi lagi. Yang terpenting pertama produk kita laku dulu, jika produk sudah laku, sudah familiar, sudah banyak pelanggannya lalu langkah kedua kita bentuk team dan siatem yang kuat. Dengan adanya team ini sangat membantu dalam kelangsungan usaha kita. Dan ada satu lagi yang perlu diperhatikan dalam usaha yaitu jika point kepertama dan kedua sudah ok baru deh kita mau pinda tempat orang pasti akan cari. Kita akan buka cabang orang sudah pada tau dengan produk kita.

Itulah saranku tapi mereka keukueh mau menyiapkan semuanya (team dan system) dengan matang sebelum buka nanti. Menurutku ga salah juga cuma jika ekpetasi mereka terlalu tinggi dan tidak sesui dengan apa yang diharapkan, apakah kita sebagai pelaku usaha dan si investor bener-bener sudah siap?

Kalau aku sendiri lebih setuju kita nikmati proses ini sembari meng-awarenesse-kan tomyam kelapa, sambil belajar. Dalan menjalankan usaha ini nanti kita juga akan menemui kekurangan-kekurangan lain, di situ sebagai tempat belajar. Ga menutup kemungkin semua akan berjalan seperti yang kita inginkan.